Sistem ini mudah sekali beradaptasi terhadap gejolak fundamental market dunia. Walaupun setahun terhitung 80% market bergerak Sideways, justru disinilah mayoritas investor dunia mengalami kerugian dan bangkrut. Karena psikologi trader/investor berani bertahan pada posisi rugi sampai membesar, tetapi takut bertahan pada posisi untung walaupun masih sedikit. Sehingga saat arah berlawanan dan masuk fase Trend, masih mengharapkan akan kembali ke posisi semula.
Terkadang kerugian tersebut dibiarkan sampai menghabiskan equity dan bangkrut. Semula untung yang terkumpul dalam waktu lama, menjadi hilang hanya dalam waktu singkat. Jadi baiknya strategi Sideways & Scalping digunakan sebagai pelengkap strategi ReversalTrend.
Pada strategi Reversal dibutuhkan analisa pengamatan di setiap periode waktu harian, mingguan, bulanan, juga tahunan. Hal ini penting untuk mengetahui siklus masing-masing periode tersebut dan tentukan level prioritasnya. Sebaiknya tiap siklus didukung oleh minimal 10 algoritma sebagai dasar pengambilan keputusan Reversal. Serta buat juga algoritma khusus lainnya sebagai pendukung terbentuknya arah Trend. Maka posisi trading selanjutnya harus sudah searah dengan Trend dan lakukan Cutloss terhadap posisi lama yang tidak searah. Juga gunakan TakeProfit tetap, misalkan TP=100pips, agar selama fase Sideways sebelum terbentuk arah Trend masih bisa menghasilkan banyak profit.