Pertama, tentukan style Anda. Apakah Anda intraday trader? Apakah Anda scalper? Atau apakah Anda seorang long-term trader? Menentukan style ini penting karena – kembali lagi – harus sesuai dengan karakter Anda. Jika Anda tipe orang yang tidak sabaran, maka tidak mungkin Anda adalah seorang long-term trader. Sebaliknya, jika Anda tidak terlalu menyukai fluktuasi yang liar, tidak mungkin Anda memilih menjadi seorang scalper. Penentuan style ini juga akan menentukan langkah selanjutnya.
Ke dua, pilih alat analisis yang paling Anda sukai dan kuasai. Ingat dua kata kunci ini: suka dan kuasai. Sebagai contoh: indikator teknikal. Anda boleh suka pada indikator tertentu jika dan hanya jika Anda menguasai cara penggunaannya. Anda juga harus tahu di mana keunggulan dan kelemahan indikator tersebut. Jangan menyukai suatu indikator hanya karena Anda pernah melihat seseorang bisa menggunakannya dengan baik dan mendapatkan profit.
Ke tiga, uji dengan melakukan penelitian dan simulasi menggunakan alat analisis Anda tersebut. Penelitian dan simulasi bisa dilakukan dengan dua cara: backtest dan forward test. Masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan sendiri, namun saya menyarankan untuk melakukan keduanya.
Ke empat, padukan dengan money management dan risk management yang baik. Ingat 3M: Mind Method, Money. Ketiganya harus seiring sejalan. Sistem trading yang canggih seperti apa pun tidak akan memiliki tingkat keberhasilan sebaik sistem yang dipadukan dengan money management dan risk management (baca : Risk Management ) yang baik.
Ke lima, selalu lakukan evaluasi dan upgrading yang perlu. Seperti yang telah disampaikan di poin ke tiga, pasar bersifat sangat dinamis. Bisa jadi ada saat di mana sistem Anda tidak lagi mampu mengikuti perubahan pasar. Pada saat itulah Anda harus mengevaluasi sistem trading tersebut. Cari di mana kelemahannya untuk segera diperbaiki, lalu lakukan upgrade yang dianggap perlu. Setelah melakukan langkah ke lima ini, Anda perlu kembali mengulangi dari langkah ke dua.